Selasa, 14 Mei 2013

Kisah Sedih Di Hari Senin..

Senin, 13 Mei 2013
Innalillahi Wainaillaihi rojiun..
Innalillahi Wainaillaihi rojiun..
Sampun kapundut wangsul sowan wonten dalemipun Gusti Allah SWT injih puniko :
Asmo           :  Alfes Bin Atang
Yuswo          :   +- 1 bln
Jam Mati      :   +- 10.00 WIB
Disarekaken :    12.00 WIB

Sayup sayup terdengar bisikan dari toa masjid Baitul Mutakin bahwasanya burung peliaraan gue ma deni telah meninggalkan dunia fana ini. Sedih banget men rasanya. Karena burung itu adalah burung yang baru aja kami beli empat hari yg lalu di pasar burung Rogowangsan. Waktu itu kami berangkat penuh nafsu untuk membeli burung cendet yang sepertinya baru buming di dunia perburungan. dengan hasrat yang kuat dan nawaitu kamipun sampai di pasar. Sesampainnya di sana kami langsung disambut dengan bunyi bunyian aneh seperti tangisan kuntilanak. Dan ternyata itu adalah suara burung kacer. Saat itu si Deni langsung tergila-gila pada burung itu sampai tidurpun mengigau menyebutkan nama burung itu, disela-sela ia menggergaji/ ngorok dia mengigau depi depi gitu. Masudnya apaan ni kacer jadi depi??whatever lah yg jelas deni itu cinta depi dan suka kacer. Lupakan deni, kembali ke tangtop (dengan gaya tukul). Yupz akhirnya kami berputar putar di pasar burung itu. Dan kami pun syok berat karena kami mendapati orang sedang mengasah pedang di depannya terdapat benda-benda tajam seperti keris, pacul, cater, silet dll. gue pikir di pasar burung kok ada yg jual pedang apa malah sedang melakukan atraksi debus kali ya??hehe..Setelah itu kami sampai pada tempat yang sepertinya sudah gue incar dari tadi. Kami menemukan Burung itu burung yang kami cari bertahun lamanya. Dengan kebinalan kami pun menawar si burung itu setelah mendapatkan kandang tentunya. Kandang yang keren abis seperti rumah David Beckam di LA. Buset keren abis coyyy..kami menawar dengan harga yang mahal tu burung 35rb. Menurut kami uang segitu adalah berharga. Maklum anak kos.hehe..
terjadilah perundingan yang sangat alot antara Gue, Deni & Penjual Burung :

Gue                  :   Tanya harga den (berbisik)
Deni                 :    Berapa bang ni burung??
Penjual Burung :    Ini 50 rb, ini 40 rb
Gue                  :    30 gt den (berbisik)
Deni                 :    30 rb bang, ini makannya apa??
PB                   :     Jangkrik ndro, Kumu makannya apa?(tempe)saya juru masaknya(ok),adanasi goreng,     ada ayam goreng semua yang digoreng(oseng-oseng oseng)
Deni                 :    Gila loe ndro..

Akhirnya kami putuskan untuk membeli yg 40rb dengan dikorting 5rb rupiah jadi harga yang kami terima 35rb.. Kami puas saat setelah memenagi harga burung itu. Burung pun kami titipkan dulu pada penjual burung karena kami janjian mau ketemu sama rekan kami di pasar itu. Setelah kami tunggu sekitar 30 mnt dy pun muncul dengan senyum nya yg binal dia menghampiri kami.

Teman Yang Kami Tunggu (TYKT) :  Lapho do plolak-plolok??
Deni : Ra ndandeh ndolor opo leh??
Gue : Bicara dalam hati "Pasar burung jd pada ngomong pakai bahasa burung"
TYKT : mana burungnya?
Deni : la itu yang kamu gembol.
TYKT : kakekanem kui.
Gue : Jangan pada ribut, kasian burung-burung nanti pada terbang semua dengerin kalian beradu mulut.

Selanjutnya gue ma Deni pergi menghampiri burung yang kami beli tadi, sebelum sampai kami berhenti pada penjual pakan ternak yang ada disamping penjual burung yang kami beli.

Gue : Pak beli ulat itu..(sambil bawa burung yang kami beli)
Penjual Pakan Burung ( PPB) : itu buat pakan apa dek??
Gue : Ya burung ini lah pak, masak buat pakan temen gue (sambil menunjuk ke Deni)
Deni : (muka melas seperti belum makan 2 minggu)
PPB : itu ga doyan ulat dek, itu pakannya pisang.
Gue : loh bukannya cendet ga doyan pisang pak??(muka bengong)
PPB : Geblek itu yang kamu pegang burung Trucuk.
Gue & Deni : Hanya diam seperti tersambar petir yg berkekuatan 5000 volt
Gue : Gila Loe Ndro..

Ternyata burung yang kami beli bukanlah burung Cendet melainkan burung Trucuk. Maklum aja gue bukanlah ahli burung, tapi ahli madya.haha..Sial bener bahkan sama anak ingusan ja kalah dalam pengetahuan burung. Lalu kami bernafsu untuk menukar burung itu. Tapi ternyata yang jual musnah alias tidak ada. Betapa mirisnya hati kami. Kami pun bergegas menemui TYKT. Dia mengajak ngopi di warung sembari menunggu penjual burung dateng..Setelah sekian lama gue menunggu untuk menunggu kehadiranmu, datanglah kedatanganmu kutunggu, tlah lama telah lamaku menunggu (ret-menunggu Ridho Roma).
Akhirnya penjual burung datang dan ternyata dia bukan yang tadi. Dia adalah kakaknya. Kami mengajukan banding atas ketidak benaran adiknya dalam melayani kami. Dia pun setuju menukar Trucuk dengan Cendet.
kami pun pulang dengan riang gembira.hohoho...

empat hari setelah burung itu kami beli, entah karena frustasi atao busung lapar si Alfes alias cendet jadi jadian pun tewas dengan seksama. Kejadian itu baru diketahui sekitar pukul 11.30 WIB (waktu indonesia burung)...
Selamat jalan sobat Alfes yang kami sayangi. Semoga amalmu diterima disisi Nya. Amiiieennn....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar